Jumat, 26 Desember 2014

Tentang Menghabiskan Waktu

Seberapa banyak waktu yang kamu punya hanya untuk dirimu sendiri?

Akhir-akhir ini saya sering kali berpikir egois, jangan-jangan saya tidak akan punya waktu lagi bersendiri. Untuk sebagian besar orang mungkin bersendiri tidaklah penting, sayangnya tidak begitu dengan saya.

Di saat-saat tertentu saya sering kali harus mengambil jeda bagi diri saya. Tidak membaca berita seharian penuh, tidak mengecek surel yang masuk, bahkan membukan pesan singkat di jejaring sosial.

Saya selalu merasa bahwa saya kadang butuh waktu bersendiri. Di antara kopi dan buku yang minta ditandaskan. Di antara bioskop dan toko buku.

Beberapa orang menyebutnya "me time" atau waktu yang "gw banget". Beberapa orang memilih melakukan apapun yang mereka sukai kala bersendiri, entah bertemu kawan lama atau berlama-lama di kamar, tanpa mandi dan perlu memikirkan apa pun.

Begitu pula saya. Bersendiri buat saya sering kali duduk sendirian di warung kopi, menunggu datangnya apa pun untuk ditulis. Bersendiri sering kali masuk bioskop menonton bersendiri bahkan saat si mbak tiket kaget dan berseru, "sendiri mbak?"

Bersendiri kadang hanya muter-muter pusat perbelanjaan tanpa ada satu barang pun yang dibeli. Dan memang begitu adanya? Bukan seberapa banyak uang yang dibabiskan? Bukan soal apa yang dilakukan?

Bahwa kadang kala kamu butuh jeda. Kamu butuh waktu untuk dirimu, sekedar diam dan takperlu memasang senyum pada siapapun.

Kadang kala kamu butuh jeda, bahkan dari mereka yang selalu menyayangimu dan bersedia kapanpun kamu ingin.

Rabu, 03 Desember 2014

Bersegeralah Men-DP

Tentu kalian sudah merasakan imbas harga kenaikan bahan bakar minyak (BBM)? Dan harga ongkos kopaja dan metro mini dan si burung biru akan segera menyusul.  Harga makan di warteg langganan juga tidak akan semurah biasa.

Konon bapak presiden kita tercinta yang prorakyat ini mengalokasikan dana subsidi BBM ke sektor yang lebih produktif, seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Akan tetapi, saya mau menambahkan betapa Jokowi sangat ramah terhadap pebisnis. 

Apa buktinya? Pasar tetap merespons positif setelah kenaikan harga BBM - yang biasanya ga pernah terjadi. Hampir seminggu BBM naik disusul BI Rate, saham dan rupiah belum mengalami penurunan. 

Siapa yang diuntungkan? Tentu yang pertama adalah pelaku bisnis. Selama dengan kenaikan BBM dan BI Rate, suku bunga tidak naik, mereka toh masih aman-aman aja menjalankan usahanya. Lalu bagaimana nasib orang-orang semacam saya yang hanya butiran debu? 

Beberapa waktu yang lalu, saya baru mulai mikir untuk mencicil rumah karena diwanti-wanti sama si pengembang untuk beli sekarang sebelum BBM naik. Si saya sudah pede, karena untuk rumah pertama kita cuma harus kasih uang muka (down payment/ DP) paling banyak 30% berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia, saya masih bisa beli rumah yang disebut rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Untuk harganya? Cari tahu sendiri ajalah yah. Malu saya kalau harus neybutin di sini. Namun, harapan itu mulai terkikis begitu berita BI Rate naik 25 BOP menjadi 7,75%.

Angka-angka apaan sih tuh? Kalian boleh mikir angka itu ga penting. Sama saya juga, tapi begitu tahu dampaknya pada harapan saya di tahun depan untuk mencicil beberapa barang makin ga ada bayang-bayangnya. 

Beberapa pengamat khususnya properti memprediksi cepat atau lambat suku bunga akan naik. Ya itu suku bunga yang sangat berpengaruh terhadap kredit pemilikan rumah alias KPR yang sebelumnya udah tinggi itu. Di empat bulan pertama pasar di Indonesia bakal gonjang-ganjing untuk penyesuaian. 

Apa yang terjadi saat gonjang-ganjing terjadi? Ya daya beli bakal menurun. Kala daya beli menurun, harusnya sih harga-harga ikut turun, tapi masalahnya efek Jokowi bikin para pengusaha yakin kalau pasar bakal terjaga. Jadi ya semacam gaji lo belum disesuaikan dengan kenaikan BBM tapi harga-harga udah melambung tinggi. 

‎Makanya, mumpung harga-harga masih dikalkulasi sama si pemangku kepentingan hingga akhir tahun, saya sih menyarankan kalian kasih uang muka segera saat harga masih harga lama. Buruan cari KPR yang termurah segera. Konon KPR tertinggi saat ini di angka 14% dan tahun depan ada prediksi harga rumah naik sampe 10% atau yang terparah 15%. 

Itu harga rumah yang naik yah? Lalu bagaimana dengan prediksi penurunan daya beli? Penurunan daya beli bisa sampe ke angka 10%. Ya jadi setelah diitung-itung maka harga properti, khususnya, kira-kira bakal naik menjadi 25% dari harga tahun ini.

Udah bisa bayangin berapa harga-harga di tahun depan? ‎Saya sih udah dadah-dadah, sambil mikir inflasi bakal naik berapa. Dan mulai mengahapus daftar barang-barang. 

Tabik!‎