Langit mengganas. Ia meranggaskan pula rona bahagia di wajahmu.
Hari ini mungkin bukan hari baik. Ada seorang pengamen yang bernyanyi cukup merdu tapi tidak juga buat segaris senyum di wajahmu tampak.
Aku ingin mengajakmu ke restoran favoritmu, katamu mulutmu pahit.
Aku patah arang untuk kembali melihat cerah di wajahmu.
Apakah kini begitu sulit membuat roman bahagia di wajahmu?
Matamu redup, biasanya takakan lebih dari tiga hari. Haruskah aku bersabar?
Masihkah aku harus bersabar?
Aku duduk di antara bintang yang main kejaran bersama lampu kota.
Aku berkejaran dengan angin dan suara knalpot.
Bahkan di gunung yang kudengar hanya mereka yang mencari tempat berteriak dan di dengar.
Ya aku mau membuat romanmu kembali bahagia, tapi aku kini ingin lebih berbahagia.
Masih?
BalasHapus