Jumat, 04 Juli 2014

Seminggu Menerjang Jakarta Jilid II

Jadi Juli ini saya memutuskan berpindah. Lebih tepatnya saat saya tepat 26 tahun saya melepaskan status saya sebagai karyawan kantor berita negara ini.

Keputusan yang besar mengingat 2,5 tahun saya menerjang Jakarta dengan status itu. Keputusan yang berat karena banyak yang beranggapan bahwa di sana sudah cukup baik. Keputusan yang berat karena cukup banyak yang harus diyakinkan bahwa ada hal-hal yanh masih harus saya cari di luar sana. 

Lalu tepat 1 Juli 2014 saya berpindah.

Hari ini tepat sepekan saya menerjang Jakarta sebagai karyawan di tempat lain. Percayalah bahwa memulai sesuatu yang baru di tempat yang baru selalu tidak mudah.

Dulu kawan-kawan baru yang bilang, "serem gw kenalan sama lo, jutek!" Hari-hari ini saya merasa semua orang jutek. Ya, betapa dunia dan Tuhan selalu adil.

Namun, saya sungguh menikmati hal baru ini. Saya sempat bilang pada seorang kawan, "saya merasa terlalu tua untuk memulai di tempat yang baru."

Sepekan ini adalah hari-hari saya menyesuaikan diri. Menyesuaikan diri bahwa yeahhhh saya bisa bangun siang dan bisa sampai rumah lebih cepat dari biasanya sekaligus.

Bahwa ada orang-orang baru yang harus saya mulai hapal namanya juga wajahnya. 

Ada tugas-tugas baru yang tampak lebih santai tapi membuat saya lebih lelah dari sebelumnya.

Kini jarak bahkan memanjang. Kalau dulu saya sudah merasa "Jakarta banget" dengan kopaja menuju Kebon Sirih. Maka kini, saya harus transit kereta ke Jantung Jakarta yang ternyata lebih semrawut dari biasanya. 

Banyak hal baru di depan sana. Mungkin akan banyak kesedihan, kebahagian, risiko, intrik dan hal-hal baru lainnya. 

Yang baru mungkin tidak lebih baik, tapi bukankah mengambil risiko untuk sekadar tahu lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali?

NB: Hari ini jadi sepekan karena kini Sabtu-Minggu saya pasti hari libur ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar