Selasa, 14 Januari 2014

Khayalan Seru Lagi Bersama Sitta Karina


Ini piknik!

Bagi saya membaca, khususnya fiksi adalah sebuah piknik luar biasa dari rutinitas dan sekali-kali membaca yang "menye-menye" itu sungguh menyenangkan.

Entah tahun berapa saya mulai membaca Sitta Karina (SK), mereka yang lebih dulu kenalan dengan SK mungkin memulainya dengan cerpen-cerpen di majalah remaja yang hingga kini masih bertahan. Saya? saya memulainya dengan novel yang tebal dan betapa salut dengan napas panjangnya dengan novel yang tebal-tebal itu tanpa membuat bosan.

SK menggambarkan tokoh, melabeli tokohnya dengan sangat detail. Liat bagaimana keluarga Hanafiah tidak habis-habis dan bagaimana ia mampu membuat nama-nama yang begitu indah, bagi saya untuk bacaan yang diperuntukan bagi anak SMA ini sungguh menarik.

Ya memang kisahnya tidak jauh dari percintaan dan akhir yang bahagia, bukankah banyak orang lebih suka dengan akhir yang bahagia? Bukankah tiap impian remaja adalah bertemu pangeran tampan yang akan bersamanya kelak?

Saya selalu suka Sitta Karina dan beruntung dibesarkan di era TeenLit dan CheekLit lalu pada akhirnya terjerembab di sana. Ada era di mana saya sama sekali tidak membaca buku-buku macam ini, baru dua tahun terakhir saya kembali membutuhkan liburan dari bacaan yang lebih berat. Dan menemukan buku baru SK sungguh sebuah angin segar.

Dunia Mara

Awalnya saya kira kisah ini pun akan menceritakan bagaimana seorang Hanafiah menemukan cinta, tetapi ternyata kisah ini adalah tentang Mara. Keluarga Hanafiah ini, keluarga rekaan yang dibuat oleh SK. Beberapa novel SK, sebagian besar mengisahkan mereka bahkan beberapa cerpen pun tentang keluarga tersebut. Tipikal keluarga tajir yang ada di Jakarta yang bagi saya terlalu khayalan, tetapi bukankah seperti juga sinetron, kisah keluarga kaya-raya menjadi khalayan menyenangkan di tengah macetnya Jakarta?

Mara dikisahkan sebagai keluarga jauh dari Hanafiah dan juga dijatuhi cinta yang tidak disadari oleh Reno Hanafiah.

Seperti penulis perempuan pada umumnya yang lebih pandai merangkai perasaan, bagi saya SK pun berhasil menciptakan karakter Mara yang jago bela diri dan apa adanya meski berasal dari keluarga kaya. Bagi saya penokohan tidak ada masalah, selain itu saya selalu suka nama-nama yang dibuat oleh SK meski kadang terlalu kebarat-baratan.

Masalahnya bagi saya adalah alur dan jembatan antarbab.

Di bab-bab awal saya kesulitan untuk mengikuti kalimat-kalimat yang dibuat. Cerita yang lompat-lompat.
Misalnya adalah saat saya kesulitan membedakan mimpi dan kenyataan yang dialami Mara, tidak ada keterangan waktu yang jelas dan diputus di akhir bab untuk membuat penasaran pembaca yang terlalu berlenbihan.

Khususnya pada novel "Dunia Mara" saya kira SK terlalu banyak membuat penasaran para pembaca dan hingga akhir tidak diberi jawaban. Meski begitu bukankah akhir yang bahagia selalu jadi obat dari segala obat untuk bacaan yang dijadikan piknik?

Kisah misteri dan tembak-tembakan pun ada di novel ini. Saya kira SK patut diberi acungan jempol untuk khayalannya tentang mafioso dan bagaimana keluarga kaya Indonesia bisa masuk ke dalamnya. Bagaimana ia memasukan legenda dan tetap konsisten di dalamnya. Serta kenyataan bahwa di novel ini pun tentang kekuatan super, dari masuk ke mimpi, telepati hingga kekuatan yang mampu menurunkan hujan.

Cukuplah untuk mereka yang lupa tentang bagaimana rasanya jatuh cinta dan terjebak di rutinitas.

Selamat membaca kawan smoga kalian masih menyempatkan diri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar