Senin, 13 Mei 2013

Siapa sangka?

Kesedihan menderamu hingga kamu tidak ingin bangun pagi itu. Kamu ingat bahwa kamu adalah perempuan jahat. Tapi kamu lebih suka bilang meminjam.

Katamu, kamu tidak memintanya selamanya tinggal. Katamu, kamu tidak meminta dibuahi. Kamu meringis, mana ada perempuan tanpa rahim bisa dibuahi.

Kamu mengembalikannya dengan sempurna. Hanya berkurang jumlah sperma.

Pagi ini kamu hanya minta direngkuh, tidak ada percumbuan. Siapa yang minta dicumbui? Kamu tahu kamu hanya ingin direngkuh hingga pagi.

Segelas air putih, hanya itu yang kamu siapkan tiap kali kedatangannya. Ia bukan milikmu maka ia tidak ada dengan kehendakmu. Ia bukan milikmu maka tidak kamu punya hak untuk merajuk padanya.

Pagi itu kita bercakap. "Malam ini aku hanya ingin melihat bulan." Lelakimu tertawa berderai, katanya wajahmu bulat sempurna, seperti bulan purnama. Aku hanya meringis. Aku mulai menggodanya. Aku tahu wajah bininya sama bulatnya dengan wajahku. Tawanya henti seketika.

Ia tidak mengucapkan kata cinta. Kamu tidak meminta kata cinta. Ia tidak bisa selamanya di sisimu. Kamu tidak memintanya tetap tinggal.

Subuh tadi istrinya menelepon. Ia bermimpi suaminya yang tengah kamu pinjam tidur bersama ular. Ia menenangkannya tapi juga mendekapmu kian erat. Ah ya! Kamulah si ular.

"Aku hanya ingin melihat bulan." Kukirimkan pesan itu padanya,
Sehari
Dua hari
Tiga hari.
Takada jawab.

Kamu mungkin bukan perempuan ular. Kamu tidak mematuk setiap pria.

Kamu bersamanya karena kamu mengenalnya lebih dulu. Bukankah bahkan ia pernah bercerita, "aku menikahinya sebab ia mirip kamu."

Kamu tetap perempuan jahat. Hatimu berkecamuk. Matamu lalu basah. Perutmu perih. Cokelat yang kamu bawa sama sekali taktersentuh.

Malam tadi kamu siapkan air putih, saat azan bersaut ia mengetuk. Takada percumbuan. Kali ini ia yang minta didekap. Takada kata, kamu hanya mendekapnya. Ia terlelap, siapa menyangka kamu akan jadi ular?

"Aku hanya ingin melihat bulan."
Kamu pergi meninggalkan ia sticky notes.

Kamu mencari espresso, siapa sangka perutmu lebih perih dari hatimu. Siapa sangka bulan taktampak malam ini.

2 komentar: