Ini adalah tulisan lama kedua yang masih relevan dengan saya
yang sekarang. Tahun itu, 2010, saya menamakan semua file tulisan dengan sampah
lalu tanggal berapa saya tulis. Tulisan ini berjudul “Sampah040110” sekitar
tiga tahun yang lalu. Tentang kesuksesan dan mungkin ukuran kesuksesan saya
hari ini sudah berubah sejak tiga tahun silam.
Hari ini pasti taraf kesuksesan saya berubah. Akan tetapi, itu
menandakan saya masih hidup dan alhamdulillah saya masih hidup.
--
Dan kita tahu persis kapan harus
terus jalan atau harus berhenti tanpa maju meski selangkah pun lagi.
Itulah saya rasa yang dilakukan oleh seorang teman yang akhir-akhir ini
menjadi buah pikir yang menggelayuti saya akhir-akhir ini. Temannya teman saya
yang sudah menentukan untuk berhenti berjalan bahkan untuk selangkah, akan kita
beri nama A.
A adalah makhluk Tuhan dan percaya adanya Tuhan. Tetapi, bukan berarti
dengan begitu si A akan berhenti berbuat gila. Ya, bagi saya ini adalah sebuah
kegilaan. Ketika ia memberi tenggat pada dirinya sendiri, bahwa pada tanggal
sekian, bulan serta tahun sekian ia akan mengakhiri dirinya jika “tidak sukses”
dengan sebuah kekekalan kematian. Pada usia keramatnya 27 dan juga dengan cara
yang dipilihnya.
“Sukses” inilah yang menjadi penentu apakah ia akan terus jalan atau
berhenti sama sekali. Saya pun jadi berpikir, apakah sebenarnya kesuksesan itu?
Apalagi di umur saya sekarang saya tahu persis ini menjadi momok yang amat
menakutkan.
Lalu, saya pun mengaitkan sukses ini dengan pencapaian cita-cita saya
jika saya tidak salah pikir, dan setelah lama saya berpikir ternyata saya tidak
punya cita-cita yang tinggi-tinggi amat. Saya hanya mau membahagiakan orang tua
saya untuk saat ini. Apakah saya tahu caranya? Ya, saya tahu caranya dan
ternyata hal ini tidak mudah, meski saya tahu dan saya hanya perlu jalan sesuai
hal itu dan itu bukan hal yang gampang. Bahkan akhir-akhir ini saya rasa saya
hanya mampu berjuang semampu saya, mencobanya, berdoa dan berharap ini akan
berbuah manis.
Mungkinkah hal ini yang menyebabkan teman saya membuat tenggat bagi
dirinya sendiri, karena ia tahu persis apa yang sedang ia lalui dan berani
mengambil risiko tapi ternyata ini tidak mudah pula baginya. Bukan berarti saya
pun akan mengakhiri hidup, bukan. Saya tidak ingin itu. Saya hanya berada pada
titik keinginan untuk coba memahami teman saya ini dan belajar atas
pilihan-pilihan aneh yang dibuatnya.
Bagi saya dia cukup sukses. Dia baik dan saya adalah orang yang percaya
bahwa kebaikan akan berbuah pada kebaikan yang akan diberikan melalui
tangan-tangan yang kita tak pernah ketahui kapan dan di mana akan kembali pada
kita. Saya ingin bilang, “bisakah kamu bersabar sejenak, bersabar karena
mungkin sang sukses hanya sedang belok ke arah lain sebelum menghampiri
kamu.”
Namun, orang yang merasa dewasa tidak pernah ingin menyesali atas apa
yang telah dipilihnya. Kita diberi pilihan dan kita yang menentukan jawabannya.
Maju terus atau berhenti tanpa pernah maju lagi.
Ini hanya sebuah keinginan untuk berbagi dan bertukar, apa sukses untuk
kalian? Dan semoga kita adalah orang yang sabar dan mau bekerja keras untuk
mencapainya. Begitu juga A yang sedang bekerja keras untuk mencapai suksesnya
sebelum tanggal yang ia tentukan sendiri.
Dan bermimpilah setinggi-tingginya
karena Tuhan akan mendekapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar