Selasa, 18 Oktober 2011

Dan maafkanlah saya karena kita hanya manusia biasa.



Tulisan ini adalah tulisan yang sudah lama saya tulis. Mungkin sekitar tahun 2009-an saya tulis. Karena kealpaan saya lupa diberikan tanggal kapan saya tulis. Kini, tulisan ini hanya akan saya publikasikan sisanya biarlah kita sama belajar tentang harapan dan segala rasa syukur.


Dan maafkanlah saya karena kita hanya manusia biasa.

            Seminggu yang lalu dalam satu mata kuliah saya mempelajari apa yang disebut sebagai “horison harapan”. Sebenarnya istilah ini sudah begitu sering diungkapkan dan entah mengapa kali ini saya merasa perlu untuk mengungkapkan sesuatu.
            Horison harapan ini semua orang pasti memilikinya ketika kita membaca sebuah karya sastra atau pun mungkin yang sering dirasakan banyak orang adalah ketika menonton film. Ketika seorang penonton menginginkan akhir yang bahagia, ternyata film itu justru berarkhir tragis.
            Kali ini saya mengaplikasikannya dalam realita bukan sebuah fiksi, film ataupun sebuah karya yang mungkin saja baru bebarapa saat yang lalu saya baca. Kali ini saya mengungkapkan apa yang terjadi dan mungkin karena horison harapan ini banyak yang tersakiti atau mungkin saya jadi kelihatan tidak bersyukur.
            Seperti misalnya malam tadi ketika saya dan teman dekat saya keluar, secara tidak langsung saya mungkin telah menyakitinya dengan dengan sangat sering mengatakan bahwa seseorang yang saya lihat begitu tampan. Ya, horison harapan saya mungkin saat itu sedang bermain. Bisa jadi secara tidak langsung saya mengungkapkan bahwa saya menginginkan teman dekat saya menjadi seperti lelaki tampan itu. Dan maafkanlah saya yang seperti tidak bersyukur melakukan itu.
            Atau yang sering kali saya ungkapkan “kayaknya enak banget ya hidupnya si anu atau si itu yang mau ini gampang.” Betapa tampak tidak bersyukurnya saya padahal saya sudah diberi begitu banyak anugrah yang melimpah dari Yang Maha Pemurah.
            Semua orang pasti punya harapan dan bagaimana mereka menyikapinya. Saya ingin sekali menjadi orang yang bersyukur dan memahami ini sebagai hidup saya yang masih bisa saya ubah selama saya mau mengubahnya dengan jalan yang jujur dan halal. Maaf bagi kalian yang mungkin tersakiti atas harapan yang saya ungkapkan dan smoga kita bisa selalu bersyukur.  

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar