Selasa, 04 Oktober 2011

Tua Bukan Usang

Entah kebetulan atau memang sedang zamannya beberapa hari ini bertemu dengan hal-hal yang klasik. Oleh karena itu juga sesuatu yang klasik belum tentu usang. Beberapa hari yang lalu saya akhirnya tau di mana Jalan Surabaya, tempat para kolektor barang klasik di Jakarta konon mencari barang.
Sesuatu yang klasik belum tentu usang itulah yang saya temukan di sana. Seperti ada sebuah Gramophone  yang konon sudah ada sejak tahun 1900-an yang Sabtu lalu masih bisa saya dengarkan suara mengalun nyaring. Atau juga sebuah kipas angin yang amat saya inginkan dengan harga yang lumayan. Smoga suatu saat bisa saya beli.
Selain kedua benda tersebut masih banyak benda-benda yang mungkin bisa kita bayangkan ada di rumah nenek. Ya rumah nenek untuk orang-orang seumuran saya. ada setrika dengan arang, radio tua besar serta lampu-lampu hias yang kadang bisa membuat bulu kuduk berdiri membayangkan. Akan tetapi, jangan lihat dari sisi seramnya, bayangkan semua benda itu bertahan dalam era serba cepat dan instan ini.
Cerita tentang sgala yang klasik tidak berhenti di situ. Mama saya sore tadi minat diantarkan ke indomaret terdekat dan yipppiii. Mama saya tiba-tiba membawa abu gosok. Kasak-kusuk ternyata mama saya sudah survey di mana bisa menemukan abu gosok di tahun-tahun seperti ini.
Saya masih ingat, dulu mama akan menukar barang bekas di rumah dengan sekantong besar abu gosok. Saat ini mama bilang mereka biasanya membeli barang dengan harga yang murah dan sudah jarang sekali ada yang membawa abu gosok.
Pasti kalian juga berpikiran bahwa mama saya klasik. Ya mungkin mama dan bapak saya begitu adanya. Mama saya kenal sunlight pencuci piring, super pel pembersih lantai, dan juga rapika perapi pakaian. Namun, mama saya bilang si abu gosok ini tetap nomor satu untuk membersihkan panci-panci yang hitam.
Ya panci di rumah kami masih ada yang hitam, bukan karena tidak menggunakan kompor gas. Akan tetapi, mama dan bapak saya punya tempat memasak dengan kayu bakar. Ya begitu klasika bukan berarti usang. Saya adalah juga orang yang kadang lupa betapa berartinya kenangan dalam setiap barang mungkin hal itulah yang membuat barang-barang itu kian mahal karena cerita dibaliknya. 



*saya mencari gambar abu gosok sayang tidak ada yg cocok

Serpong, 4 Oktober 2011

2 komentar:

  1. wih, di rumah lo ada tempat masak pake kayu bakar tet, kirim-kirim lah hasil masakannya ke melati...

    BalasHapus
  2. ada dardi belakang rumah dar, dulu kalo bakar ayam di rumah gw pake gituan dzaki tau da
    ke sini aja dar,hahaha

    BalasHapus